Assalamualaikum wr wb

Assalamualaikum wr wb

Minggu, 10 Maret 2013

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagai berikut:
A. Standar Pelayanan Umum (2 standar)

  1. Standar 1: Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
  2. Standar 2 :Pencatatan dan Pelaporan

B. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

  1. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
  2. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
  3. Standar 5: Palpasi Abdominal
  4. Standar 6: Pengelolaan Anemia Kehamilan
  5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
  6. Standar 8: Persiapan Persalinan

C. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

  1. Standar 9: Asuhan Persalinan Kala I
  2. Standar 10: Persalinan Kala II yang Aman
  3. Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
  4. Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
D. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

  1. Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir
  2. Standar 14: Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
  3. Standar 15: Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

E. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

  1. Standar 16: Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III
  2. Standar 17: Penanganan Kegawatan pada Eklamsi
  3. Standar 18: Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet
  4. Standar 19: Persalinan dengan Penggunaan Vacum Ekstraktor
  5. Standar 20: Penanganan Retensio Plasenta
  6. Standar 21: Penanganan Perdarahan Postpartum Primer
  7. Standar 22: Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder
  8. Standar 23: Penanganan Sepsis Puerperalis
  9. Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonatorum

Selasa, 16 Oktober 2012

MERCURY???

  1. Merkuri dalam tanah
Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak proses pengolahan bijih emas dengan gelundung dilakukan di lokasi pemukiman, di halaman rumah atau kebun pemiliknya. Hal ini tentu menjadi perhatian, khususnya dalam melihat kemungkinan kontaminasi Hg di lingkungan tempat tinggal masyarakat, sehingga pengetahuan tentang konsentrasi merkuri dalam tanah menjadi cukup penting. Meskipun di beberapa tempat, limbah tailing yang diperkirakan masih mengandung emas dan merkuri diangkut dan dijual keluar desa, tetapi masih ada sisa tailing tercecer dan sebagian kolam tailing yang penuh, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya kontaminasi merkuri di sekitar lokasi gelundung. Selain itu proses penggarangan yang dilakukan disamping rumah juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, karena uap merkuri yang bebas akan mengkontaminasi lahan di sekelilingnya. Seperti halnya dengan conto sedimen sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah (Setiabudi, 2005).

Senin, 16 Juli 2012

MAKALAH PSIKOLOGI MASA KLIMAKTERIUM PADA WANITA


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
            Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif dan kehidupan sampai masa non-reproduktif.Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa menopause, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium (lanjut usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini akan banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan Hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah 67 tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).
dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:
Hot flush yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita.Kepikunan (Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen mempengaruhi susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi, kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengelola/ menangani kasus psikologi pada masa klimakterium





2.      Tujuan khusus
a)      Mahasiswa mengetahui pengertian masa klimakterium
b)      Mahasiswa mengetahui tanda-tanda masa klimakterium
c)      Mahasiswa mengetahui kondisi psikis pada masa klimakterium pada kasusus nyata
d)     Mahasiswa mampu mengetahui psikologi pada masa klimakterium
e)      Mampu memberikan asuhan dan konseling tentang konsep psikologi pada wanita klimakterium.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Klimakterium
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
1)      Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
2)      Menopause adalah henti haid seorang wanita.
3)      Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (kartini kartono.1992)
Praklimakterium merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah laku yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang hari menggunakan rok panjang merah, dengan perhiasan emas warna-warni, make up berlebihan. Kemudian, meningkatkan rangsangan seksual yang menimbulkan nafsu yang besar untuk berhubungan seksual dan kegairahan yang menyala-nyala. Mengingkari ketuaannya agar tampak masih remaja.
Manifestasi individual periode klimakterium dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan memapu mengkompensasi gangguan fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen, produktif dan kreatif.

Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif yaitu:
1)      Terjadi perubahan pada ovariumseperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Lalu henti haid.
2)      Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Gangguan – gangguan  pada klimakterium :
1)      Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2)      Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
3)      Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis,sclerosis koroner, dan adipositas.
4)      Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.

B.     Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.




C.    Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus–hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

D.    Kondisi Fisik Klimakterium
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liangsenggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi pada persendian paha.



E.     Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati “depresif” dan “melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang relatif panjang)
Sebab utamanya adalah :
  • Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan
  • Menganggap dramatis proses penuaan
  • Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati kematian
  • Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh kepedihan dan dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosialnya di masa lampau
  • Wanita yang hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi berkecukupan, bahagia, selalu mendapat kepuasan seksual dapat menghadapi ini dengan rasa tenang. Wanita yang mempunyai masa lampau penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis)
F.     Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium
1)      Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi
2)      Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga bersikap dingin
3)      Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas reproduksi dan kemudaannya
4)      Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri


G.    Kehidupan Seks Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi  misal, dokter ,bidan dan tenaga medis lainnya. Untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara yang sederhana ini acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada.

H.    Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium
1)      Pencegahan kehamilan :
                        Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya. Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.
2)     Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
3)      Pencegahan osteoporosis.
                        Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang baru.
4)      Pencegahan penyakit jantung koroner :
                        Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada :
a)      penyakit arterikoroner,
b)      gagal jantung kongestif,
c)      penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,
d)     hipertensi.